John Mulligan adalah seorang penulis yang dulunya
terlahir sebagai seorang veteran mengaku bahwa menulis memang telah
menyembuhkannya dari tekanan stres yang sangat dahsyat. Sebelumnya, ia sering
trauma dan susah tidur karena terus menerus mengingat bayangan buruk selama
terjadinya peperangan.
“Aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat
itu. Aku hanya merasa susah tidur dan sering ketakutan. Mungkin karena di medan
perang saya sering melihat banyak sekali darah. Suara tembakan dan teriakan
juga hampir saja membuat otakku pecah. Aku benar-benar mengalami masa-masa yang
paling buruk pada waktu itu.”
Ketika John didera rasa sakit luar biasa, ia pun
bertemu dengan seorang yang menawarinya untuk mengikuti sebuah pelatihan
menulis di Maxine Hong Kingston. Maxine menganjurkan John untuk menuangkan
pengalaman buruknya ke dalam sebuah tulisan. Pada awalnya John merasa
ragu-ragu. Namun setelah Maxine membujuknya berkali-kali, John pun bersedia
untuk meluapkan kesedihannya ke dalam beberapa lembar tulisan.
Apa yang dilakukan oleh John Mulligan tidaklah
sia-sia. Sedikit demi sedikit ia pun bisa melupakan pengalaman traumatiknya di
medan peperangan. Tidak hanya itu saja, beberapa tulisan John Mulligan pun
menjadi buku best seller seperti buku No Places In The Sun, Shopping Cart
Soldiers, dan masih banyak lagi. Setidaknya, John Mulligan sudah berhasil
menulis 15 buku international best seller.
Seorang guru besar psikologi University of Texas,
James W. Pennebaker melakukan sebuah penelitian selama 15 tahun untuk
mengetahui efek menulis terhadap kesehatan. Hasil penelitiannya tersebut ia
tuangkan dalam sebuah buku yang bertajuk “Opening Up : The Healing Power of
Expressing Emotions”. Dalam buku tersebut, setidaknya ada tiga manfaat menulis
bagi kesehatan yaitu:
o Menulis dapat bermanfaat sebagai katasis (pelepasan
emosi dan ketegangan).
o Menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
o Bercerita melalui tulisan bisa mengurangi beban
psikis dalam kehidupan Anda.
James W. Pennebaker mengatakan bahwa menulis dapat
memperkuat sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes.
Pennebaker yakin bahwa menulis dapat menguatkan sel kekebalan di dalam tubuh
manusia. Menurut Pennebaker, seorang penulis memiliki resiko sakit lebih kecil
daripada orang yang bukan penulis. Tingkat imunitas seorang penulis pun akan
lebih baik daripada orang yang bukan penulis.
Dengan menulis, secara tidak langsung kita sudah
melatih untuk mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan juga
rasional. Dan ketika melatih otak kiri, otak kanan kita pun bisa dengan bebas
mencipta, mengintuisi, dan juga merasakan. Secara sederhana bisa disimpulkan
bahwa menulis bisa menyingkirkan hambatan mental kita dan memungkinkan kita
menggunakan semua daya otak untuk memahami diri kita, orang-orang di sekitar
kita, serta dunia sekitar kita dengan lebih baik.
Hal serupa juga pernah terjadi pada Asma Nadia,
seorang penulis terkenal dengan karya-karyanya seperti Dialog Dua Layar, Emak
Ingin Naik Haji, Catatan Hati Bunda, Rembulan di Mata Ibu, dan masih banyak
lagi. Tahukah Anda bahwa sebelumnya Asma Nadia pernah mengalami gegar otak,
sakit jantung dan paru-paru?
Namun berkat menulis, sedikit demi sedikit kesehatan
Asma Nadia pun membaik. Bahkan kini, Asma Nadia telah tercatat sebagai salah
satu penulis produktif dengan penjualan buku terbaik setelah Andrea Hirata dan
Habiburrahman el Shirazzy.
Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist
dari University of New South Wales mengatakan bahwa, “Menuliskan berbagai
peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan, serta peristiwa yang penuh emosi,
secara tidak langsung dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental.”
Apa yang terjadi pada Asma Nadia dan juga John
Mulligan tersebut tak jauh beda dari apa yang disampaikan oleh Paulo Coelho
yang pernah menulis Al Chaemist.
Paulo sempat berkata “Tulislah segala kesedihan (perasaan) yang mengganggu
dalam selembar kertas dan melarungnya kesungai, niscahya kesedihan dan
kekhawatiran kita akan sirna”.
Jika Asma Nadia, Andrea Hirata, dan John Mulligan
bisa, Anda pun pasti juga bisa menjadi seorang penulis. Satu hal yang jadi
masalah adalah menanamkan minat dalam diri Anda untuk menulis. Karena tanpa
adanya minat, menulis akan menjadi sangat berat untuk dilakukan.
Sumber: Nugroho, Rinto, Ipnu. Tahun 2014. “Menjadi Penulis Kreatif”. Yogyakarta:
Penerbit Notebook.
Bagikan
Menulis Sebagai Terapi Kesehatan
4/
5
Oleh
Unknown