Wednesday, December 2, 2015

Menulis Sebagai Terapi Kesehatan





John Mulligan adalah seorang penulis yang dulunya terlahir sebagai seorang veteran mengaku bahwa menulis memang telah menyembuhkannya dari tekanan stres yang sangat dahsyat. Sebelumnya, ia sering trauma dan susah tidur karena terus menerus mengingat bayangan buruk selama terjadinya peperangan.

“Aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat itu. Aku hanya merasa susah tidur dan sering ketakutan. Mungkin karena di medan perang saya sering melihat banyak sekali darah. Suara tembakan dan teriakan juga hampir saja membuat otakku pecah. Aku benar-benar mengalami masa-masa yang paling buruk pada waktu itu.”

Ketika John didera rasa sakit luar biasa, ia pun bertemu dengan seorang yang menawarinya untuk mengikuti sebuah pelatihan menulis di Maxine Hong Kingston. Maxine menganjurkan John untuk menuangkan pengalaman buruknya ke dalam sebuah tulisan. Pada awalnya John merasa ragu-ragu. Namun setelah Maxine membujuknya berkali-kali, John pun bersedia untuk meluapkan kesedihannya ke dalam beberapa lembar tulisan.

Apa yang dilakukan oleh John Mulligan tidaklah sia-sia. Sedikit demi sedikit ia pun bisa melupakan pengalaman traumatiknya di medan peperangan. Tidak hanya itu saja, beberapa tulisan John Mulligan pun menjadi buku best seller seperti buku No Places In The Sun, Shopping Cart Soldiers, dan masih banyak lagi. Setidaknya, John Mulligan sudah berhasil menulis 15 buku international best seller.

Seorang guru besar psikologi University of Texas, James W. Pennebaker melakukan sebuah penelitian selama 15 tahun untuk mengetahui efek menulis terhadap kesehatan. Hasil penelitiannya tersebut ia tuangkan dalam sebuah buku yang bertajuk “Opening Up : The Healing Power of Expressing Emotions”. Dalam buku tersebut, setidaknya ada tiga manfaat menulis bagi kesehatan yaitu:

o   Menulis dapat bermanfaat sebagai katasis (pelepasan emosi dan ketegangan).
o   Menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
o   Bercerita melalui tulisan bisa mengurangi beban psikis dalam kehidupan Anda.

James W. Pennebaker mengatakan bahwa menulis dapat memperkuat sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes. Pennebaker yakin bahwa menulis dapat menguatkan sel kekebalan di dalam tubuh manusia. Menurut Pennebaker, seorang penulis memiliki resiko sakit lebih kecil daripada orang yang bukan penulis. Tingkat imunitas seorang penulis pun akan lebih baik daripada orang yang bukan penulis.

Dengan menulis, secara tidak langsung kita sudah melatih untuk mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan juga rasional. Dan ketika melatih otak kiri, otak kanan kita pun bisa dengan bebas mencipta, mengintuisi, dan juga merasakan. Secara sederhana bisa disimpulkan bahwa menulis bisa menyingkirkan hambatan mental kita dan memungkinkan kita menggunakan semua daya otak untuk memahami diri kita, orang-orang di sekitar kita, serta dunia sekitar kita dengan lebih baik.

Hal serupa juga pernah terjadi pada Asma Nadia, seorang penulis terkenal dengan karya-karyanya seperti Dialog Dua Layar, Emak Ingin Naik Haji, Catatan Hati Bunda, Rembulan di Mata Ibu, dan masih banyak lagi. Tahukah Anda bahwa sebelumnya Asma Nadia pernah mengalami gegar otak, sakit jantung dan paru-paru?

Namun berkat menulis, sedikit demi sedikit kesehatan Asma Nadia pun membaik. Bahkan kini, Asma Nadia telah tercatat sebagai salah satu penulis produktif dengan penjualan buku terbaik setelah Andrea Hirata dan Habiburrahman el Shirazzy.

Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales mengatakan bahwa, “Menuliskan berbagai peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan, serta peristiwa yang penuh emosi, secara tidak langsung dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental.”

Apa yang terjadi pada Asma Nadia dan juga John Mulligan tersebut tak jauh beda dari apa yang disampaikan oleh Paulo Coelho yang pernah menulis Al Chaemist. Paulo sempat berkata “Tulislah segala kesedihan (perasaan) yang mengganggu dalam selembar kertas dan melarungnya kesungai, niscahya kesedihan dan kekhawatiran kita akan sirna”.

Jika Asma Nadia, Andrea Hirata, dan John Mulligan bisa, Anda pun pasti juga bisa menjadi seorang penulis. Satu hal yang jadi masalah adalah menanamkan minat dalam diri Anda untuk menulis. Karena tanpa adanya minat, menulis akan menjadi sangat berat untuk dilakukan.

Sumber: Nugroho, Rinto, Ipnu. Tahun 2014. “Menjadi Penulis Kreatif”. Yogyakarta: Penerbit Notebook.


Bagikan

Jangan lewatkan

Menulis Sebagai Terapi Kesehatan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.