Setelah semusim
tangan-tangan
sibuk
memotong pohonan
di kampung halaman
pak tani
mengundang
anak-anaknya
memanen kolam
sudah waktu ikan
dinaikkan
Segunduk matahari
menyingkirkan sepi
dari danau
mendorong sampan
berlayar dua-dua
Di bukit
batu sudah dipecah
sekejap saja,
bagai hanya main-main
rumah-rumah
berdiri
melindungi
perempuan
melahirkan bayi
Hari itu derita
dihapuskan
Keluarlah
lelaki-perempuan
memainkan udara
dengan selendang
menyulap siang
dalam impian
warna-warni dan
wewangi
Anak
lelaki-perempuan
menabuh genderang
menyebar kenanga
memaksa matahari
berhenti di balik
daunan
Malaikat dan
bidadari
menonton tarian
senyum mereka
menyentuh pohonan
Semesta berpesta
di tengah hari
pada musim panen
abadi.
Puisi Oleh:
Kuntowijoyo
Bagikan
MUSIM PANEN
4/
5
Oleh
Unknown